Minggu, 03 Januari 2016

Hope



Malam yang cerah dengan bintang yang bersinar terang membawa ketenangan dan keyakinan pada malam ini. Malam ini akan terasa lain dari malam biasanya, yang biasanya cuma di rumah dan dihabiskan waktu bareng keluarga. Tapi untuk kali ini malam biasa itu tidak ada lagi semua akan berubah menjadi lebih berwarna. Dengan keyakinan dan kata-kata yang sudah aku pikirkan gak akan ada kata-kata yang salah lagi semua pasti akan lancar. Sudah dari lama aku nunggu momen ini, momen dimana penantian aku. Cowok itu namanya Niall merupakan blasteran Indonesia-Irlandia. Sudah hampir setengah semester, aku selalu memandanginya dalam perkuliahan. Malam ini adalah waktunya malam penentuan.
Aku sering bercanda  dengan Niall dari awal perkenalan kita mulai dari SMS, Telepon dan lainnya. Suatu saat aku gombal buat diajak malam mingguan, awal gak berniat ngegombal malam mingguan tapi dari awal pergombalan itu jadi kenyataan. Karena aku sudah mengerti Niall banget, saat diam menahan lapar haus juga, aja aku pun sudah tau kalau Niall cuma bawa duit yang nggak banyak jadi aku cuma tertawa dengan manis dan bilang aku haus.

“ya udah yuk kita ke tempat lain buat cari minum” kata Niall dengan senyum manisnya yang makin lama semakin manis.
“sorry ya Nan..” kataNialll dengan suara memelas.
“gak papa kok kalau cuman minum aja” jawab aku.

          Akhirnya aku dan dia cuma mampu ngedate di pinggiran kota di semarang dan ini satu-satunya tempat yang tepat untuk uang saku macem Niall ini 20 ribuan. Ini awal pertama kali Niall jalan berdua denganku, deg-degan jantung ini Tarik napas buang napas pegang dada nengok kanan-kiri. Sekali-kali lirik Niall yang lagi memandangku, Aku memang pemalu dan gak suka dilihat terlalu lama. Semakin kencang deg-degan yang Aku rasain lidah terasa kaku gigi terasa mengeras padahal Aku inget tadi pagi Aku sikat gigi gak pake formalin, tapi gigi terasa kaku nafas pun terasa tersengat-sengat deg-degan ini sudah meruak ke seluruh tubuh ke pembuluh-pembuluh darah sampai ke pori-pori dan pipiku merah merona.

“Ni?” sapa aku sebagai awal pengungkapan perasaan ini.
“iya?” jawab Niall dengan wajah memikirkan sesuatu.
“ada yang kamu pikirkan?” kataku.
“hmm gak ada dan pulang yuk sudah malam…” kata Niall.
“oh… oke” kataku dengan nada pasrah.

Setelah kejadian itu hari berikutnya Niall berniat lagi buat ngajakin jalan. Aku sudah persiapkan semuanya kali ini. Menurut fellingku Niall akan nembak di pantai saat melihat pantai itu 90% pasti diterima! karena momen saat di pantai itu paling romantis, duduk berduan, hening, dingin-dingin air atau anginnya, dan ditambah dengan suara deru ombak.
Dengan langkah yang sudah pasti, mantap, dan oke banget Niall pun datang ke rumahku. Terdengar dorongan pintu depan rumahku tandanya ada orang yang keluar dan yang keluar itu mamaku.
“sore tante...” sapa Niall kepada mamaku dengan senyum-senyum manja berharap nyokapnya suka.
“silahkan masuk” kata mamaku.
“tante Nanda nya ada?” Tanya Niall.
“ada sebentar ya tante panggil dulu” Nial lpun masuk kedalam rumah setelah diperintahkan mamaku untuk masuk.

“Niall?” sapaku.
“hei Nan..” sapa Niall juga canggung.

Ini minggu untuk mengungkapkan perasaan Niall sama aku, Aku tidak akan menyerah begitu saja tetap optimis kalau memang perasaannya sama denganku, Aku pasti bisa bersatu dengan Niall. Mental hati, mental fisik sudah Aku siapkan semuanya. Niall mengajakku kencan di pinggir pantai romantis dan biasanya fakta membuktikan kalau kencan di pinggir pantai itu pasti 100% sudah pasti sukses. Satu-satu nya jalan Aku harus meyakinkan dulu perasaannya denganku. Di pantai kelihatan sepi sepertinya tidak ada orang, Niall berkali-kali menghela nafas untuk bilang sesuatu padaku dan juga meyakinkan semua yang aku pikirkan sama yang akan terjadi sebentar lagi.
Mulai rasa khawatir itu muncul kenapa dia tidak mengucapkapkan sesuatu dan bibirnya terasa gemetar. Aku memutuskan untuk bilang sesuatu terlebih dahulu padanya. Setelah beberapa saat kemudian setelah aku mulai awal perbincangan, Niall pun mengungkapkan perasaannya dengan berusaha menyakinkanku, gemetar dan pandangan matanya penuh harapan untuk diterima dan tanpa panjang lebar aku pun menerimanya karena perasaanku sama dengannya dan yang aku pikirkan sebelumnya ternyata sama dengan yang aku alami saat ini. Dan sekarang aku melewati hari-hariku bersamanya. Tanpa ada rasa canggung dan aku yakin kalau dia akan menjagaku dan menyayangiku melebihi sayangku kebadanya.
Jangan pernah ada kata untuk berhenti berharap. Apapun yang kamu inginkan dari lubuk hatimu yang paling dalam kejarlah keinginanmu. Sebab, tidak akan ada yang tahu hasilnya seperti apa kalau kita tidak mau mencoba dan berusaha. Setelah kita sudah mendapat apa yang kita inginkan, jagalah sebaik mungkin dan jangan sampai kita lepas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar