Waspada
Obesitas Setelah Transplantasi Hati
Liputan6.com, Jakarta Ada satu hal yang harus
diwaspadai pasien setelah menjalani transplantasi
hati, yakni obesitas (kelebihan berat badan). Obesitas yang terjadi
dikarenakan pola makan berlebih dan tidak dapat mengontrol hasrat untuk makan.
Bagi
pasien transplantasi hati, ada kecenderungan mengalami obesitas. Andri Sanityoso dari IPD Divisi Gastroenterologi
Hepatologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta menjelaskan hal tersebut.
"Yang
paling penting setelah operasi (transplantasi hati) itu harus mewaspadai risiko
obesitas. Makanya, jagalah berat badan agar seimbang. Tidak ada pantangan
khusus soal makanan, intinya, berat badan dijaga," jelas Andri dalam acara
konferensi pers "Transplantasi Hati" di RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta, ditulis Selasa (8/5/2018).
Obesitas
yang terjadi dapat menyebabkan penumpukan sel lemak di hati (fatty liver).
Nafsu makan pasien memang bertambah setelah operasi transplantasi
hati. Tubuh memerlukan asupan makanan demi kesembuhan hati baru.
Risiko
infeksi
Tak hanya risiko
obesitas bagi pasien transplantasi hati. Ada juga risiko infeksi, yang bisa
terjadi bila perawatan setelah transplantasi tidak dilakukan benar.
"Pasien harus menghindari
risiko infeksi lainnya, terutama infeksi dari udara. Untuk itu, pasien harus
pakai masker selama beberapa bulan--sampai dirinya pulih--setelah
operasi," Andri melanjutkan.
Perawatan yang tepat ini
mendukung pemulihan hati. Hati yang baru dapat kembali berfungsi. Pasien juga
harus rutin cek kesehatan setidaknya sebulan sekali setelah transplantasi.